1.
Author : Rany Mei
2. Judul : Always
love you
3. Kategori: Romance, Oneshoot
4. Cast:
- Lee Kiseop
- Kim Naya as you
- Jung Min Ri
- Lee Donghae
___________
Perkenalkan namaku Kim Naya, aku
sekarang sedang kuliah semester 1 di universitas swasta yg termasuk kategori
bagus di seoul. hari ini kuliahku selesai lebih awal karena dosenku tidak masuk
kelas lagi
“naya” panggil sahabatku jung min ri,
dia sahabat terbaik yg pernah kumiliki. Kami sering jalan berdua, susah sedih
senang kita sering lalui bersama. Aku dan dia seperti saudara yg tak bisa
dipisahkan
“nae min ri ada apa?”
“hari ini kau sibuk? Aku ingin mengajakmu
pergi ke mall, aku ingin membeli suatu barang tapi tidak ada yg menemaniku jadi
aku mengajakmu. Mau kan?” dia mulai memasang wajah aegyo nya, aiihhh tidak
mungkin aku menolaknya bagaimanapun kan aku sahabatnya
“oke tapi jangan sampai larut malam ya,
aku bisa kenal omel eomma” jawabku enteng
“oke siap kajja” dia menarik tanganku
menuju mobilku
“tunggu aku harus menelepon kiseop
dulu kalau tidak pasti dia akan mengomel tak jelas” kurogoh tasku mencari
ponselku dan akhirnya kupencet dial ‘my napeun’
“yeboseo, seop hari ini aku akan
menemani minri berbelanja di mall. Kau sedang sibuk?”
‘oh aku tidak terlalu sibuk, wae
sayang?’ sahut seop dari seberang
“jika kau tak sibuk, aku juga
mengajakmu pergi bersama. nanti kita bertemu disana, eotte?”
‘nae sayang akan kuusahakan, kau
hati-hati mengemudinya’
“nae kau tidak perlu khawatir,
annyeong” kututup telponnya dan berjalan menyusul min ri yg sudah terlebih
dahulu bersandar disamping mobilku
“kita berangkat sekarang min ri?”
ucapku mengagetkan lamunan min ri
“ah tentu saja naya, kajja” dia
mengikutiku masuk mobil dan duduk disebalahku yg sedang mengemudi
****
“nay bagaimana baju ini menurutmu?
Bagus tidak” tanya min ri sambil menunjukkan baju yg dipeganggannya
“emm bagus tapi aku kurang suka dengan
warnanya, itu terlalu mencolok mata” kutinggalkan dia yg menggaruk kepalanya
bingung untuk memilih baju yg mana
“kalau yg ini gimana?” kini dia telah
menunjukkan baju yg lain
“bagus warnanya juga elegan” dia
tersenyum lega sambil membawa baju itu untuk dibayar
“kau sudah dapat apa saja nay?” dia
tersenyum senang membawa 4 kantung belanjaan ditangannya
“yah ini gara-gara kau aku jadi ikutan
belanja, lihat ini” teriakku kesal menunjukkan 3 kantung belanja kepada min ri
“nay aku lapar, kita makan dulu ya?”
nadanya merengek meminta makan, aishh dasar min ri tidak puas juga
“oke aku juga menyuruh seop untung
datang kesini sekalian” kurogoh ponselku untuk mengirim pesan singkat ke seop
Outbox
Seop bisakah kau datang
untuk makan malam bersamaku dan min ri, aku sangat merindukanmu
Dddrrrtt~ ‘ah itu pasti dari kiseop’
Inbox
Nae naya aku akan segera
datang, tunggu aku disana
Outbox
Hati-hati mengemudinya
seop, aku akan menunggumu
Ohiya aku belum mengenalkan
namjachinguku, dia bernama kiseop. Dia lebih mudah dariku 1 tahun tapi aku
sangat menyayanginya jadi usia tidaklah menjadi masalah diantara kami jika
masih wajar-wajar saja, aku sudah berpacarannya dengannya hampir 6 bulan lamanya.
Aku beruntung bertemu namja seperti dia, dia seorang yg penyayang dan sabar dan
aku suka sikap cemburunya itu menunjukkan jika dia sangat menyayangiku. Sekali
lagi, aku tidak suka dipanggil noona karena aku tidak mau terlihat begitu tua
darinya kekekek
“nay kau mau makan apa?” min ri sedang
sibuk membolak-balikkan menu makanan
“ah aku menunggu kiseop saja, kalau
kau makan dulu makan saja min ri” aku memberinya senyuman manis karena aku tahu
dia sangat tidak bisa menunggu jika perutnya sudah lapar
“gwenchana nay?” dia melirikku
“gwenchana min ri, aku tahu kalau kau
paling tidak bisa menunggu jika perutmu lapar hahahah” kini aku tertawa
bersamanya.
Tidak lama kemudian makanan min ri
datang dan dia segera melahapnya, aku terkekeh melihat tingkah lucunya
“naya” aku sedikit tersentak kaget
mendengar seseorang memanggilku, lalu aku berbalik melihat siapa yg datang. Ya
itu adalah kiseopku, namja yg sangat aku sayang didunia ini *agak lebay -,-
“seop aku sangat merindukanmu” aku
berdiri dan mulai memeluknya erat, dia pun membalas pelukanku
“aku juga merindukanmu naya sayang”
dikecupnya keningku membuat pipiku bersemu merah
“eheeem~” deheman min ri membuat kami
tersadar kalau ini adalah tempat umum tapi aku hanya terkekeh
“kenapa kau tidak ikut makan sayang?”
kini kami telah duduk dan dia mulai membelai rambutku dengan lembut
“aku menunggumu seop, aku kan setia
padamu kekekek” aku tersipu malu, sungguh aku sangat merindukannya
“ah kau bisa saja naya” dia mencubit
hidungku gemas, aku hanya tersenyum bahagia berada disampingnya
“hey kalian tidak makan, apa kalian
sudah kenyang cuma bermesraan seperti itu” aku tidak menyadari min ri yg sedang
memperhatikan kami
“aku sampai lupa kekekek kau mau makan
apa seop?” kulihat wajahnya yg begitu tampan sedang melihat daftar menu makanan
“aku mau bulgogi saja, kau mau apa
sayang?” kini dia ganti menatapku
“aku makan ramyun saja seop” aku
tersenyum semanis mungkin
(skip acara makannya)
“nay kamu mengantarkan min ri dulu?”
seop merangkul pinggangku, kami jalan bertiga menuju mobil kami diparkir
“biar aku saja yg mengantar min ri,
ini sudah malam sayang aku takut kau dimarahi eomonim” ada benarnya juga kata
kiseop
“oke sayang ada benarnya juga, aku
menuruti apa katamu saja” kutunjukkan senyuman termanis yg kumiliki “aku pulang
duluan min ri ini sudah jam malam bagiku hahaha”
“hati-hati dijalan naya, jangan sampai
mengantuk haha”
“oke tenang saja min ri, aku pulang dulu
sayang” dia memberiku ciuman dipuncak kepalaku dan aku hanya tersenyum
“nae hati-hati sayang, kalau sudah
sampai rumah hubungi aku nae?”
“nae my namjachingu kekekek, bye”
kulayangkan flying kiss kearah mereka seraya menuju mobilku
****
“min ri” teriakku berlari kearah min
ri yg sedang jalan menuju kantin
“nae naya?”
“ah aniya aku ingin mengobrol saja
denganmu, ayo kita ke kantin” ku tarik tangannya menuju kantin
Setelah kami selesai makan, aku
memulai obrolan diantara kami
“min ri kemarin kiseop mengantarmu
sampai rumah?” entar pikiran apa aku menjadi sedikit berfikir aneh kepada
mereka, aku takut terjadi sesuatu diantara mereka meskipun itu tidak mungkin
karena mereka tahu aku sangat sayang dengan mereka
“nae naya, waeyo?”
“ah ani ani aku hanya bertanya”
“kau habis ini ada kelas nay?” min ri
mengalihkan pembicaraan, membuat rasa canggung diantara kami hilang
“tidak ada, wae min ri?” kulihat
wajahnya
“aku hanya bertanya saja” dia
tersenyum ke arahku
Ddddrrtt~ kubuka ponselku, ternyata
kiseop mengirim pesan singkat kepadaku
Inbox
Sayang kau tidak membawa
mobil kan? Aku akan segera menjemputmu dalam waktu 15 menit, bogoshipo sayang
Outbox
Nae sayang, aku akan
menunggumu. Hati-hati dijalan J
Setelah sekitar 15 menit aku menunggu
kedatangan kiseop akhirnya dia datang dan menghentikan mobilnya didepanku, aku
segera berjalan menuju mobilnya dan masuk kedalam
“sudah lama menunggu nay?” dia
tersenyum manis melihatku
“tidak, sekitar 15 menit yg lalu. Kita
mau kemana sekarang?” aku heran, tumben sekali dia mengajakku pergi tanpa
merencanakan terlebih dahulu
“aku akan mengajakmu kerumah, eomma
sudah sangat merindukanmu sayang” pipiku memerah, aku malu setiap kali bertemu
dengan eommanya apalagi appanya karena mereka menyuruh kami serius dalam
berpacaran dan segera bertunangan. Sementara kita masih sangat muda, apalagi
dia masih SMA -__-
Kami sudah tiba didepan rumahnya, dia
memarkirkan mobilnya didepan pagar rumahnya. Kami turun, dia mulai masuk
kedalam rumahnya dan ku mengekor dibelakangnya
“eomma aku pulang” teriaknya mencari
eomma nya yg entah kemana, disini sepi sekali karena hanya ada eomma appa dan
juga dongsaengnya. Karena ini masih siang pasti appa dan dongsaengnya belum
pulang
“eomma eodiga?” aku memutuskan duduk
diruang keluarga karena aku sudah terbiasa keluar masuk rumah ini
“nae kiseop eomma disini” eomma kiseop
keluar dari kamarnya sambil menuju ke arahku “nayaa? Aaah eomma sangat
merindukanmu” eomma memelukku erat, aku memanggilnya eomma karena permintaan
dari eomma kiseop. Dia sudah mengaggapku sebagai anaknya sendiri
“nae eomma aku juga merindukanmu”
kubalas pelukannya sedangkan kiseop hanya melihat kami berdua
“kau kemana saja lama tak main
kerumah? Ini kan sudah rumah keduamu sayang, eoh? Kau tampak lebih cantik dan
dewasa sekarang” pujinya sambil mengelus rambutku
“aku sibuk kuliah akhir-akhir ini
eomma jadi tak sempat main hehe nae eomma, gomawo karena aku sekarang memang
sudah dewasa dan aku juga harus terlihat cantik didepan kiseop” pipiku bersemu
merah, sungguh aku malu mengatakan itu
“haha kau sama saja dengan kiseop,
apakah kau sudah makan sayang?” aku tersipu malu karena kiseop melirikku dengan
tatapan gemas, aku ingin mencubit pipinya itu
“sudah eomma, aku barusan makan
dikantin kampus”
“baiklah tapi eomma ingin kau makan
masakan eomma nanti jadi kau tinggal disini lebih lama lagi ya naya” aku
berpikir sejenak kemudian kiseop duduk disebelah menyuruhku untuk tetap disini
“nae eomma” eomma tersenyum manis dan
memelukku lagi
Kini eomma meninggalkan aku dan kiseop
berdua diruang keluarga, eomma menyiapkan bahan untuk makan malam nanti
“sayang aku rindu waktu kita berdua
seperti ini” dia membelai rambutku dengan sayang
“nae aku juga seop, akhir-akhir ini
kau sibuk sekali jadi jangan salahkan aku” aku mulai kesal melihat kesibukannya
yg semakin hari semakin bertambah
“mianhae sayang kau jangan ngambek
begitu, kan aku selalu ada untukmu”
“mhhhhh” aku hanya mendesah
mendengarkan jawabannya
“eonniiiii” teriak dongsaeng kiseop,
siapa lagi kalau bukan dia. Dongsaeng yg manja dan cerewet tapi kata kiseop
lebih manja dan cerewet aku daripada dia arghh menyebalkan
“nae saengi” kini dia telah memelukku
erat
“eonni jeogmal bogoshipo, eonni kemana
saja? Kenapa tidak pernah main kesini lagi?” kueratkan pelukanku
“nado saeng, mianhae eonni dan oppamu
sibuk jadi kita jarang punya waktu bersama tapi kau senang kan sekarang eonni
datang kesini”
“nae eonni sangat senang, eon ayo ikut
kekamarku. Aku akan menceritakan banyak hal padamu” ditariknya tanganku untuk
mengikutinya menuju kamarnya yg berada dilantai 2
“naya lalu aku bagaimana?” teriak
kiseop dengan wajah yg innocent itu sangat ingin membuatku tertawa
“yah kau tinggal saja disitu haahhaha”
aku tidak tahan menahan tawa
“aku pinjam sebentar eonni dari oppa,
cuma 15 menit. Oke?” diberteriak sambil menaiki tangga dan tentu saja sambil
menarik tanganku -__-
“yah dasar dongsaeng bandel, kau
menghabiskan waktu berduaku dengannya” aku tersenyum mendengarnya berteriak
sebal namun aku senang karena dia sungguh merindukanku
Didalam kamar dongsaeng kiseop
bercerita panjang lebar tapi aku sangat menikmati percakapan diantara kami,
karena kami semakin menjadi dekat dan saling terbuka. Dia sudah kuanggap
seperti dongsaengku sendiri
‘toktoktok~’ suara pintu diketuk dan
terbuka sedikit, menyembullah kepala dari balik pintu dan memasang wajah aegyo
nya
“sayaaang, cepatlah sedikit. Aku ingin
berdua denganmu lebih lama” rengeknya yg membuatku gemas
“nae seop sebentar lagi akan selesai,
kau masuk saja sini duduk disebelahku” kutepuk kasur yg ada disebelahku
menyuruh seop untuk duduk disebelahku
“oppa ini acara anak yeoja, kenapa kau
ikut bersama kita” rengek dongsaennya dan sekarang aku sibuk harus memilih
siapa, dasar kalian berdua sama saja
“naya seop, cepat turun appa sudah
datang” aku bernafas lega untung eomma menyuruhku turun karena aku bingung
memilih siapa diantara kedua kakak adik ini
“nae eomma” jawabku serempak dengan
kiseop dan kami segera menuju lantai 1 untuk menemui appa
****
Kiseop mengantarkanku pulang,
diperjalanan kami hanya diam tapi saling curi padang kekekek. Kiseop
menghentikan mobilnya dipelataran rumahku
“gomawo seop, hari ini aku sangat
senang” kuperlihatkan senyum termanis yg kumiliki
“cheonma naya, cepat istirahat dan
tidur. Aku tidak mau kamu kecapekan” dibelainya rambutku lembut dan dikecup
keningku
“nae sayang, hati-hati dijalan” aku
keluar mobil dan seop mulai melajukan mobilnya, tak lupa kulambaikan tanganku
****
“nayaa minri” teriak namja yg berlari
menuju kami
“nae, waeyo donghae?” aku
memperhatikannya bingung yg sedang mengatur nafas akibat berlari
“ani, ayo kita jalan masuk kelas
bersama” tumben sekali dia bersikap seperti ini kepadaku dan minri karena kita
jarang berbicara
“nay nanti setelah kuliah selesai
apakah kamu sibuk?” donghae mengisi kesunyian diantara kami bertiga
“ani, wae?” tanyaku bingung
“aku ingin mengajakmu pergi
jalan-jalan, apakah kau mau?” dia menatapku serius tapi aku hanya senyum yg
basi ke arahnya
“apakah kau hanya mengajakku?
Bagaimana dengan minri? Jika minri tidak ikut, aku juga tidak akan ikut” kini
dia menghela nafas panjang dan menunjukkan ekspresi seperti orang menyerah
“nae min ri boleh ikut, kita pergi
bertiga. Eotte?” dia menunjukkan senyumnya
“nae aku ikut naya” kini min ri yg
angkat bicara
“bagaimana denganmu naya?” donghae
masih menunggu jawabanku sambil menatapku serius
“nae kan aku sudah bilang jika min ri
ikut aku akan ikut juga” hela nafasku panjang sambil menghambur masuk kedalam
kelas
(skip kuliahnya)
“nay kita berangkat sekarang?” tanya
donghae
“nae tapi aku akan menelepon
namjachinguku dahulu” kurogoh ponselku dan mulai mendial kontak kiseop
“seop aku akan pergi dengan min ri dan
donghae jadi jangan menungguku”
“aku akan pergi jalan-jalan saja, nae
kita bertiga”
“nae sayang nado saranghae” kututup
telpon dan kumasukkan kembali ponselku
“kita berangkat sekarang nay?” kini
donghae melihatku dengan tatapan yg aneh menurutku, entah apa itu
“nae donghae, ayo min ri” kutarik
tangan min ri dan donghae jalan mendahului kami menuju mobilnya, aku dan min ri
semobil dengan donghae karena hari ini aku tidak membawa mobil
***
(3 bulan kemudian)
Setelah kejadian itu donghae semakin
dekat denganku, dia semakin perhatian denganku tapi aku hanya menganggap ini
sebatas teman karena aku sudah mempunyai namja yg sangat aku sayang yaitu
kiseop. Bicara soal kiseop, aku sudah sekitar 3 minggu tidak bertemu dengannya.
Dan 2 minggu lagi hubungan kami sudah 1 tahun, sungguh waktu yg cepat. Aku
bersyukur mempunyai namjachingu sepertinya. Aku sangat merindukannya, akhirnya
kuputuskan untuk meneleponnya. Kutekan tombol dial dan menunggu jawaban dari
kiseop tapi tak kunjung diangkatnya
“mungkin dia sedang sibuk jadi tidak
tahu kalau ada telpon” kataku untuk menenangkan pikiranku “min ri kemana
seharian ini aku tidak bertemu dengannya” kukirim pesan singkat kepada min ri
Outbox
Min ri~aaa kau dimana? Aku
ingin kau menemaniku membeli keperluanku dan menemaniku jalan-jalan, aku sangat
bosan dan butuh refreshing
Inbox
Mianhae naya aku tidak
bisa karena keluargaku sedang ada persoalan, kau pergi saja atau pergi dengan
donghae pasti dia akan mau. Sekali lagi mianhae naya
Akhirnya kuputuskan untuk pergi
sendiri, namun
“naya” teriak namja yg baru saja
dibilang min ri ‘panjang umur sekali namja ini, baru saja dibicarakan sudah
datang saja’ kutarik nafas berat
“waeyo donghae?”
“kau akan kemana? Aku butuh
refreshing, apa kau mau menemaniku?” ya bingo! Aku sependapat dengannya, aku
sekarang juga butuh hiburan karena otakku rasanya mau meledak memikirnya tugas
kuliah yg begitu banyak
“nae aku tadi juga ingin pergi dan
kebetulan ada kau yg tujuan kita sama” senyumnya merekah dan mulai jalan
mendekatiku
“kajja masuk kedalam mobilku”
ditariknya tanganku dan dibukaan pintu mobilnya untukku
(di mall)
“sudah ketemu keperluanmu semuanya
nay?” tanyanya mengisi kesunyian diantara kami yg kini sedang berjalan tapi
hatiku gelisah entah kenapa, bolak-balikku cek ponsel namun tak ada satupun
telpon bahkan pesan dari kiseop. Apa mungkin dia akan membuat rencana untuk
hubungaanku dengannya yg akan 1 tahun, semoga saja kekekek
“nay kau kenapa tampak gelisah?”
“Aniya donghae, gwenchana” kulukiskan
senyum yg manis
“kau lapar nay? Kita makan terlebih
dahulu, eotte?” ditatapnya wajahku dengan tampangnya yg manis
“nae aku lapar, kajja kita makan”
(skip makannya)
“nay” panggil donghae lembut
“mmm” aku hanya menyahut seadanya,
diraihnya tanganku dan digenggamnya. Aku menolaknya namun dia semakin
mempereratnya
“nay aku ingin berkata sesuatu padamu”
ditatapnya mataku serius “sejujurnya sudah lama aku memendam perasaan ini, aku
takut jika kau menjauh dan membenciku namun hari ini aku akan mengatakan yg
sebenarnya dan aku akan menerima resikonya meskipun itu pahit” aku hanya
menatapnya bingung “nay?” dipanggilnya namaku
“hem?” aku semakin bingung dengan
sikapnya
“saranghae” ‘deg! Apa? dia mencintaiku?’
“kau bilang apa? aku salah dengar
donghae” aku melihat matanya, matanya menatap mataku serius bahkan sangat serius
“saranghae nay” dikecupnya punggung
tanganku dengan lembut dan alhasil membuatku membulatkan mataku “seharusnya aku
tidak mengucapkan ini, aku sadar kau pasti lebih memilih kiseop daripada aku
tapi aku ingin kau tahu bahwa disini ada aku yg cinta padamu, aku tidak
berharap banyak kepadamu, aku hanya ingin kau tahu. Itu saja tidak lebih”
“sebelumnya gomawo karena sudah
mencintaiku namun mianhae karena aku sudah mempunyai orang yg berharga
dihidupku dan orang yg sangat aku sayang, kau pasti sudah tahu. Mianhae aku
tidak bisa membalas cintaimu” kutarik tanganku dari genggamannya
“gwenchana nay aku mengerti, kau
wanita yg dewasa dan bijak. aku hanya ingin kau tahu dan aku tidak menuntut
untuk kau mencintaiku juga, aku siap jika kau datang ke pelukku dalam keadaan
sedang bersedih dan membutuhkan sandaran jika kau merasa lelah dengan semuanya.
Aku akan selalu melindungimu nay apapun yg terjadi”
“gomawo donghae” aku hanya tersenyum
kepadanya
Dalam perjalanan pulang kami hanya
diam, tidak ada satu kata patahpun yg keluar karena kejadian tadi yg membuatku
sedikit shock
“aku pulang dulu donghae, gomawo sudah
mengantarkanku pulang” aku turun dari mobilnya dan menunggingkan senyum untuknya
****
(2 minggu kemudian)
Aku dan donghae semakin menjauh lebih
tepatnya aku menjauh darinya karena aku takut salah paham diantara kami, aku
sepakat untuk tidak menceritakannya dengan kiseop dan min ri karena aku menjadi
jarang bertemu bahkan berkomunikasi dengan mereka, kenapa mereka tiba-tiba
menjadi lebih sibuk dari sebelumnya. Hari ini adalah hari H untuk hubunganku
dan kiseop yg genap 1 tahun, ini adalah hari yg sangat indah dan sangat ku
nantikan
Aku sengaja tidak mengucapkan tengah
malam karena aku ingin mengetahui apakah kiseop mengingatnya, tapi sampai siang
haripun aku tidak menerima telpon atau pesan darinya ‘sesibuk inikah sampai dia
melupakan hari jadi kami’ tanpa terasa aku menangis tapi segera kuhapus karena
aku tidak boleh menangis dihari yg indah ini. Ku kirim pesan singkat kepada
kiseop
Outbox
Kiseop aku menunggumu
ditempat pertama kita menjalin hubungan, kutunggu kau jam 7 malam. Kau pasti
ingat tempat itu kan? Tempat dimana kita sering menghabiskan waktu bersama, aku
akan menunggumu. Saranghae
Sampai sore pun aku tidak mendapat
balasan pesan darinya. Malam ini aku berdandan cantik sekali karena aku ingin
terlihat cantik didepan orang yg sangat aku sayang, aku memakai gaun dimana
waktu itu dia menjadikanku yeojachingu nya lebih tepatnya 1 tahun yg lalu. Aku
hampir mengenakan aksesoris apapun yg kupakai dan kuingat 1 tahun yg lalu.
Aku menuju taman kota, aku tidak
membawa mobil karena pasti kiseop akan mengantarkanku pulang jadi aku tidak
usah repot dengan mobilku. Jam menunjukkan pukul 06.53 PM kurang 7 menit lagi,
tapi kenapa kiseop tak kunjung datang. Sudah 30 menit berlalu namun kiseop
belum datang, 2 jam dan akhirnya 3 jam aku menunggu di taman kota sendiri
ditengah dinginnya malam.
“apa mungkin dia tidak membaca
pesanku? Atau dia sibuk sehingga tidak bisa datang?” kuputuskan untuk pergi
kerumahnya namun tiba-tiba hujan jatuh dengan derasnya dan aku segera
mendapatkan taksi untuk menuju rumah kiseop. Perjalanan menuju rumah kiseop
rasanya aku ingin menangis tapi aku tidak boleh bersedih dihari yg sangat
bahagia ini, aku harus berpikir positif.
Akhirnya aku sampai didepan rumah
kiseop yg bisa dikategorikan megah, aku masuk ke halaman rumahnya yg cukup luas
untuk bermain basket karena dia sangat suka olah raga itu. Aku mencoba menekan
bel namun belum sempat kupencet bel tersebut pintu rumah kiseop sudah terbuka
sedikit, kuputuskan untuk masuk karena aku sudah merasa bahwa kelak ini juga
akan menjadi rumahku. Aku masuk mencari orang yg berada dirumah ini namun
langkahku berat dan kakiku merasa kaku melihat dua orang sedang berpelukan,
hatiku rasanya sedang dihantam dengan pisau bertubi-tubi begitu sakit.
Samar-samar kulihat dia sedang memeluk yeoja tapi aku tidak tahu siapa yeoja
itu, kudengar samar-samar suaru yeoja itu ternyata yeoja itu sedang menangis
dan berkata
“seop aku merasa bersalah, aku tidak
pantas berada disampingu sekarang” aku tahu suara yeoja ini, suara ini sudah
tidak asing lagi bagiku. Dia selalu berada disampingku, menemani hariku ya dia
adalah sahabat terbaikku jung min ri.
“kenapa kau bilang begitu chagiya?”
‘hah? Apa?? seop bilang chagiya? Apa maksud semua ini, kenapa kalian bersikap
dibelakangku seperti ini?’ bibirku kaku tidak bisa membuka mulut dan suara
tercekat tidak bisa berkata-kata
“aku takut jika naya membenciku dan
menyalahkanku dalam masalah ini, sungguh aku sangat takut chagi. Aku sangat
cinta padamu, aku tidak ingin jauh darimu” mendengar perkataan min ri membuatku
jatuh kelubang yg sangat dalam dan merasa tidak bisa bangkit lagi, aku merasa
mati terkubur hidup-hidup
“tenang chagi aku akan membelamu
apapun yg terjadi, aku juga tidak ingin kehilanganmu” mataku telingaku hatiku
panas mendengar perkataan mereka, kakiku lemas tidak bisa menopang badanku dan
akhirnya aku terjatuh terduduk dilantai dan tak dapat membendung tangisanku
lagi. Aku menangis sejadi-jadinya, mereka menyadari kehadiranku dan segera
bangkit dari duduknya namun aku mencoba untuk bangkit meskipun kakiku terasa
lemas. Aku berlari keluar rumah, menghiraukan teriakan mereka dan berlari
menerobos hujan yg semakin lebat. Aku sudah tidak mengendengar suara mereka
lagi, sepanjang perjalanan aku hanya menangis dibawah hujan. Dingin yg menusuk
tidak sebanding dengan rasa sakit yg sangat sangat menusuk
Aku berlari entah ke arah mana sampai
aku duduk sendirian ditempat yg sepi, aku mencoba mengingat kejadian barusan.
Menangis dalam derasnya hujan dan tempat yg begitu sunyi, namun tiba-tiba aku
mendengar samar-samar bunyi yg semakin mendekat kearahku tapi aku merasa acuh
karena tidak mungkin seop datang menemuiku lagi
“nay?” aku mengenal suara ini, suara
orang yg mencintaiku namun tak mengharapkan hal sebalikanya “kau sedang apa
disini sendirian dan hujan-hujanan seperti ini” aku tak menjawabnya
“nay kau menangis?” kini tangisanku
pecah saat dia memelukku, dia mengelus punggungku lembut. Merasakan diriku
nyaman dalam pelukannya “kenapa kau menangis? Ceritakan semuanya padaku, aku
tidak ingin melihat orang yg aku sayang menangis demi orang yg bodoh
terhadapmu” aku tetap diam tidak menjawab namun semakin menangis sesegukan, dia
mengelus rambutku dan menarik pelukan kami sehingga dia menatap wajahku dalam
dan mengusap air mataku yg bercampur air hujan
“jangan menangis lagi, aku tidak ingin
melihat kau menangis. Aku akan melakukan apapun asal kau bahagia seperti nay ku
yg biasa” seandainya orang yg berada didepanku ini adalah kiseop mungkin aku
tidak akan menangis melainkan menangis bahagia tapi kenyataannya dia orang yg
sangat aku sayang dan sahabat terbaikku yg membuatku seperti ini
“akan ku antar kau pulang nay, kau
bisa sakit jika terus seperti ini” sepanjang perjalanan aku hanya diam tidak
mempunyai semangat untuk apapun. Dia menghentikan mobilnya dan membukakan pintu
mobil untukku, aku segera berdiri dan keluar mobil
“mau kuantar masuk sekalian?” ucapnya
lembut, aku hanya menggeleng dan segera jalan memasuki rumah. Sesampai dikamar
kubuang semua barang dan kenangan yg mengingatkanku kepada kiseop, kumasukkan
kekardus dan tutup rapat-rapat
Terngiang-ngiang perkataan min ri dan
seop tadi sehingga tangisanku pecah dan tak bisa dihentikan
****
Aku mengurung diri dikamar selama 3
hari, aku tidak ingin bertemu siapapun termasuk eomma atau appa, aku ingin
merasa sendiri saat ini. Namun aku dibujuk eomma untuk masuk kuliah hari ini
karena aku tidak boleh larut dalam kesedihan, aku juga tidak boleh bersikap
lemah didepan mereka. Perjalan menuju kampus pagi ini cukup sepi, aku
memperhatikan sekitar dan mencoba menghibur diri. Aku mengemudikan mobilku
sendiri karena aku masih belum ingin bertemu dengan orang lain tapi pandanganku
terfokus pada mobil yg tak asing bagiku, mobil sedan berwarna putih susu dengan
kaca film yg terlihat dari luar. Didalamnya terdapat sepasang kekasih, mereka
adalah sama-sama orang yg aku sayang, semakin aku fokus melihat mereka sehingga
aku menyadari yg mereka lakukan.
Kiseop akan mendekat kearah min ri,
dan min ri tersipu malu. Mereka akan ciuman?? Mataku seketika memanas, kutambah
pedal gas yg kuinjak menjauh dari mobil mantan kekasihku itu. Bayangan didepan
terlihat buram karena pelupuk mataku penuh dengan air mata yg semakin besar,
aku tidak bisa melihat apapun hingga kudengar suara klakson mobil yg begitu
kencang dan
~BBBUUGG!!~
Kepalaku terasa berat dan pusing,
seketika semua terasa gelap
*****
Kucoba untuk membuka mata tapi kenapa
semua masih gelap apa disini memang gelap tidak ada lampu, samar-samar kudengar
suara eomma
“naya” suara eomma khawatir
“eom...” tiba-tiba suaraku tercekat,
aku mencoba membangunkan diriku namun kepalaku terasa berat dan pusing
“eomma disini sayang” disentuh pipiku
lembut, aku menangis dalam sekejap dan mencoba mengucapkan kata-kara
“eom ma ken ap a di sini ge la p?”
ucapku terbata-bata
“kamu tidak perlu khawatir, pasti
semua baik-baik saja” ucap eomma menenangkanku tapi aku tahu eomma sekarang
sedang menangis
“eom ma a pa ka h aku bu ta?” tanpa
berfikir panjang aku mengatakan hal itu, eomma tidak menjawab tapi tiba-tiba
dia pergi. Aku tahu pasti dia menangis diluar karena tidak ingin melihatku
semakin terpuruk
“naya” kini suara appa yg sedang
berada disamping
“kamu tidak perlu khawatir, aku akan
selalu menjagamu” aku tahu suara ini tapi kenapa dia ada disini, dia donghae
“ken a pa ka mu di sin i?”
“waktu itu aku tidak sengaja melintas
dijalan menuju kampus namun tiba-tiba aku melihat kecelakaan dan itu adalah
mobilmu jadi langsung aku turun dari mobil dan memanggilkan ambulance untukmu,
aku sangat khawatir pada keadaanmu” nada suara nya terlihat begitu khawatir
“gwe ncha na, appa apa kah aku buta?
Ja wab ju jur” suaraku kini bergetar, kudengar appa sedang menarik nafas
“nae aegi” kini aku dipeluknya erat
dan aku mulai menangis
****
Setelah 3 hari aku dirawat dirumah
sakit, kini dokter sudah menyuruhku pulang karena kondisiku sudah mulai stabil.
“selamat naya kau sudah boleh pulang”
suara donghae menunjukkan kegembiraan yg membuatku juga sedikit senang walaupun
dalam hati aku sedih, selama aku dirawat dirumah sakit dia selalu menemaniku
selalu ada saat aku membutuhkan orang untuk membantu jalanku tapi aku tidak
menginginkan dia, aku menginginkan lee kiseop orang yg sangat aku sayang. Tapi
selama aku dirumah sakit dia tidak menjengukku sekalipun, sungguh rasanya sakit
sekali
“donghae?” kucari sosok donghae dengan
merasakan sentuhan lembut tangannya
“nae naya”
“temani aku ke taman kota” kataku datar
“tapi kau harus banyak beristirahat,
lukamu belum sembuh total” entah kenapa aku ingin sekali ke taman kota, aku
ingin merasakan hangatnya taman kota disore hari
“aku ingin sekali kesana, jebal”
mintaku pada donghae
“nae tapi jika kau merasa lelah, kau
harus bilang padaku”
“nae” jawabku singkat dan kami segera
menuju taman kota
(taman kota)
Donghae membantuku berjalan menuju
bangku yg aku inginkan di taman kota ini, tempat favoriteku dulu dengan kiseop
“hati-hati nay” donghae membantuku
duduk
Tak seberapa lama kami duduk menikmati
udara sore taman kota tiba-tiba aku merasakan sakit hati itu lagi ‘kenapa
rasanya seperti waktu itu?’
“nayaaa?” tanya suara orang yg ku
rindukan, kiseop. Namun aku hanya diam
“nay kau kenapa?” kini min ri balik
bertanya
“seperti yg kau lihat sekarang”
jawabku singkat dan sekedarnya
“nay kau, kau buta?” kiseop
mengucapkan kata yg begitu menusuk bagiku tapi itu kenyataannya, tak terasa aku
sudah menangis “mianhae nay bukan maksudku”
“gwenchana” kuhapus airmataku
“kau kenapa bisa seperti ini?” min ri
balik bertanya
“berkat kalian aku jadi begini” mereka
terdiam “aku begini karena kalian” kuceritakan semua tentang kecelakaan waktu
lalu yg menyebabkanku hingga buta
“nay aku...” belum sempat min ri bicara
“sudah tidak perlu kalian mengasihani
aku atau merasa bersalah, mungkin aku tidak cocok untuk kiseop jadi tuhan
berikan ini padaku. Sekarang aku bukan manusia sempurna yg bisa melihat
matahari terbit, terbenam, melihat bintang yg indah, melihat ciptaan tuhan yg
lain yg tak kalah indah. Melihat wajah orang yg aku sayang, wajah sahabat
terbaikku. Aku tidak akan melupakan wajah kalian karena akan selalu kuingat
dalam hati, aku tidak dendam dengan kalian. Selama ini aku merasa jadi
penghalang antara kalian jadi aku tidak menyalahkan kalian” air matapun sudah
berlomba-lomba jatuh dari pelupuknya
“tuhan memberikanku kebutaan ini bukan
sebagai musibah, pasti tuhan berikan karena ada berkahnya. Aku tidak perlu
sakit hati lagi melihat kalian yg sedang bermesraan karena aku tidak bisa
melihat lagi, sekarang pun aku tidak tahu apa yg kalian lakukan. Jadi itulah
kelebihan yg tuhan berikan padaku, tuhan tidak ingin melihatku menangis lagi
merasakan sakit hati. Selamat kepada kalian, terima kasih telah menjadi orang
yg terbaik dalam hidupku. Min ri jangan buat kiseop sakit hati ya karena dia
tidak suka kepada orang yg suka berbohong dan kiseop jangan pernah sia-siakan
orang lagi terutama dia sahabat terbaikku” tangisku tertahan
“nayaaa mianhae” min ri menangis dan
dia mencoba untuk memelukku namun aku mencoba berdiri
“donghae ayo kita pulang, aku sudah
lelah” donghae membantuku jalan menuju mobil
“nayaaaaa” teriak min ri menghampiriku
namun segera kupercepat langkahku untuk menaiki mobil donghae “mianhae naya,
kau memang sahabat terbaikku. Mianhae” suara min ri bergetar dan akupun
menangis dalam diam
‘mianhae min ri aku tidak bisa
memelukku karena aku tidak ingin kau merasa bersalah lebih dalam’
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar